Keep This in Mind

the last sentence :)

Comments

  1. Hai.
    Ini jam 2.30 malam.
    Dan aku lagi senang2nya ngestalk media sosial mu. Some are cute, bright smile, and posted with warm captions. Some are funny too. Beberapa juga tentang puisi, walaupun aku tidak terlalu suka puisi, aku suka ketika seseorang menyukai puisi. Seperti sedang sakau, but in a good way. Beberapa lagi tentang hidupmu sehari-hari. Menyenangkan saat memperhatikan seseorang sedang menikmati hidupnya, you know.
    Ngomong2 pernahkah kamu terpikir kalau menyukai seseorang itu harus memenuhi beberapa faktor? Seperti, kamu belum boleh menyukai seseorang karena kamu belum pernah bertemu dengannya. Atau, menyukai hanya berdasarkan media sosialnya saja adalah tabu.
    Kamu tau? aku sih tidak setuju.
    Menyukai adalah kebebasan.
    Kita bebas menyukai siapa saja karena apa saja. Kamu setuju?
    Even this world is so much unfree, karena semua hal punya konsekuensi termasuk kebebasan menyukai. Ah, ini udah keluar topik.

    Tenang, tulisan ini tidak punya tujuan apa-apa, selain untuk menuntaskan keinginanku menyapa sebagai salah satu penguntit di antara banyak penguntit media sosial mu. Cuma menyapa, okay? Dengan tingkat ketertarikan untuk lebih mengenalmu mencapai level seperti perasaan seorang warga korut yang ingin pindah ke korea selatan, atau warga syria yang ingin balas dendam ke Bashar Assad, atau justin bieber yang pingin balikan ke Selena. Yeah, that bad.
    Aku juga mulai tau kamu lewat medsos sejak kamu SMP karena asal nge add. Tapi bukan berarti aku selalu stalk kamu dari SMP, karena itu jelas bukan rutinitas yang sehat. Hanya saja menarik saat pubertas menentukan banyak hal. Pubertas yang kamu alami mendorong aku untuk tiba-tiba, beberapa malam terakhir selalu menghabiskan kuota beratus-ratus mega untuk menggeser2 halaman sosial media mu. Terdorong oleh pubertas fisik, dan psikis yang...menarik.
    Dan inilah sebuah sapaan yang aku buat sebagai apresiasi karena telah berbagi beberapa momenmu di ruang publik sosial media.Anggap saja aku lagi bayar jasamu susah-susah edit foto dan mikirin caption,atau bikin blog ini. Daripada aku ngespam love di instagram, menyapa dengan tulisan yang bikinnya notabene pake mikir, jauh lebih menghormati, right?
    Dari medsos kamu aku jadi tau kalo kamu suka percakapan yang random dan dalam. Aku juga suka topik yang random dan dalam! Kayak, "kenapa orang uzbekistan bisa bahasa uzbekiztan ya?"Atau"kenapa kita gak pernah mengeluh kepada siapa kita jatuh cinta?" semisal.
    Oh ya, kamu suka Payung Teduh!
    Untung sekali.
    Meskipun aku juga tidak terlalu suka musik, setidaknya kamu bukan penyuka band-band underground metal beraliran satanis. Karena kata psikolog, selera musik bisa mendefinisikan karakter. Penyuka payung teduh biasanya adalah orang yang melankolis dan bersahabat, dan tidak durhaka.
    Kamu juga suka Taylor Swift! Dan aku senang dengan Calvin Harris. Mungkin kita bisa mendiskusikan strategi agar mereka bisa balikan karena mereka sangat serasi! Ah, tapi tidak bisa karena aku cuma mampir mau menyapa.
    Aku tidak tau apa responmu saat kamu lihat sapaan ini nantinya. Kaget kah? Kesal kah? biasa saja, atau malah takut karena jelas membaca sapaan yang terlalu panjang dari seorang yang asing itu mengerikan. Aku setuju. Tapi bodo amat lah ya. Habisnya aku lagi senang. Hehehe
    A, mungkin kamu mikir siapa sih si penyapa ini? Kalo kamu percaya takdir, kita berkesempatan besar untuk bertemu kelak. Gak bisa sekarang karena memang lagi gak bisa, meski sedang mau-maunya.Yah itu sih kalo kamu percaya takdir. Aku sih gak peduli kamu ga kepingin atau gimana, kan yang kepingin ketemu kan aku! Ya paling tidak menjenguklah. Hehehe lagi.
    Yang jelas untuk saat ini cukup sepatah “hai” dengan basa-basi yang amat panjang dari seorang penguntit. Mungkin kita akan bertemu nanti, beberapa bulan, atau bahkan beberapa tahun kemudian. Itupun kalo kamu dan aku masih hidup. Tapi berdasarkan riwayat penyakit sih, insyaAllah aku akan masih panjang umur (Amiin). Gak tau kalo kamu. Tapi semoga bakalan panjang umur juga sampai selamanya deh, Rizqa Putrianaridha Sedar.
    Sekian,sodakallahuladzim.

    ReplyDelete
    Replies
    1. halo.
      wah ini sapaannya lebih panjang dari postinganku ya :p siapapun kamu yang bersembunyi di balik anonim ini, terima kasih karena sudah meluangkan waktunya untuk memperhatikan Rizqa. ketahuilah aku bukan orang yang sulit diajak berkawan. terima kasih atas beberapa kalimuatmu di atas yang menurutku itu pujian, terima kasih juga sudah menyapa dengan sopan, walaupun tidak menunjukkan siapa kamu sebenarnya. itu tidak terlalu menjadi masalah buatku, kamu masih manusia yang punya rasa malu, dan punya cara sendiri untuk memulai pertemanan. dan caramu adalah cara yang baru kali ini kudapati, cara yang berbeda dari kebanyakan laki-laki di wilayah kotaku hehe (walaupun aku tidak tahu sebenarnya kamu laki-laki atau perempuan, tapi kalau boleh GR, kamu laki-laki bukan?).
      terima kasih, semoga kita akan bertemu :)

      Delete
    2. wah dibalas. hahaha,
      yak aku laki-laki, dan maaf atas anonymity nya ya. Soalnya orang yang menyapa kan biasanya belum sempat kasihtahu namanya. Stay cheerful Rizqa.

      Delete

Post a Comment

Popular Posts