Baca Dulu Postingan Sebelumnya (Part 2)

sekedar senang dengan kehadiran dia di kehidupan kampusku, aku tetap melanjutkan hidupku seperti biasanya, dengan gak ada seorangpun yang menetap di hatiku. aku gak deket sama siapa-siapa, aku benar-benar rizqa dengan status "solo"nya, dan pikiranku hanya diisi oleh para oppa drama korea. perasaanku ke dia cuma sekedar ada ketertarikan, dan gak pernah sekalipun berpikir untuk punya perasaan yang lebih, apalagi untuk mempunyai sebuah hubungan sama dia.
aku juga gak pernah mencoba nyari pacar (walaupun sebenarnya kalo aku bersedia membuka jalan untuk beberapa yang deketin, aku bisa kok punya pacar, kalimat songongnya gitu hahahaha), hidupku waktu itu benar-benar tenang dan damai.
kembali ke lanjutan cerita aku kemaren ya..
sampai pada akhirnya rapat untuk proker Nocturnal (dies natalis himabi 2016) yang pernah aku ceritain di blog ini, di awal bulan januari 2016, sore, di ruang I.
A: ayo nah siapa yang mau jadi ketuplak?
B: waluyo hakun kah?
terus dia mikir, akhirnya dia jawab "yasudah, ka, ayuja."
A: siapa nih sekretarisnya?
waluyo: ka ayya gin, ka ayya mau lah?
ayya: indah ku.
ayya kan satu sanggar sama waluyo, dan sebagian umatnya itu tau kalo waluyo naksir sama aku, termasuk ayya, jadi dia lancang,
ayya: sedar ja sekretarisnya.
waluyo terdiam.
rizqa: jangan! lagi koler beuyuh-uyuh.
A: kada uyuh nih, proposal diolah akan jua.
rizqa: indahhhh!
kemudian aku memandang si B, dia balas pandanganku dengan pelototan, nyaliku langsung menciut hahahaha,
B: ayo nah, riz, ikam ja.
akhirnya rizqa pasrah.
ayya: nah aku bendahara.
ayya: himung am waluyo.
hasil rapatnya adalah terpilihnya kami bertiga sebagai panitia inti dies natalis himabi 2016 yang di luar rancangan pada saat rapat konstitusi.
setelah sekian waktu kami gak saling bertegur sapa dan sebelumnya kami gak pernah ngobrol yang bener-bener ngobrol, waktu itu di samping lembisma, yang awalnya mau iseng-iseng nyusun kepanitiaan, setelah dengan mudahnya tersusun, akhirnya kami melanjutkan momen berdua itu dengan ngobrol. itu pertama kalinya kami saling bicara dalam durasi yang lama. ntah kenapa waktu itu aku kayak males banget pergi menyudahi obrolan itu, aku merasa nyaman sekali, dan kita ngobrol dengan tanpa rasa canggung, padahal aku tau dia suka sama aku, dan aku yang sedang berduaan sama dia adalah orang yang dia sukai. bagi aku dia memang sosok yang menyenangkan.
masih di bulan januari, dia sering ngechat aku dan itu murni urusan organisasi. pada suatu ketika dia bilang dia pusing soal konsep, dia butuh bantuan aku untuk mikir bareng padahal kenyataannya pikiranku gak sekreatif itu untuk sebuah konsep acara. akhirnya kami keluar berdua. ya ampun aku dimodusin! hahahaha.. itu pertama kalinya aku dijemput sama dia dan kami boncengan, kami cuma ke kafe terdekat dari rumahku. bukannya ngomongin konsep dengan serius kami malah kayak nongkrong karena terlalu asik ngobrolin hal lain. dan gak kerasa udah jam 11 malam. benar-benar gak kerasa. ya ampun se-lama itu kah aku ngobrol sama laki-laki ini? kok bisa?! karena sebelumnya aku gak pernah merasakan hal seperti tadi, seasik tadi, senyaman tadi, bersama seorang laki-laki (setelah aku dua tahun menjomblo hahahaha). aku benar-benar jadi diri sendiri, gak ada yang perlu aku tutupi, gak ada yang perlu aku tahan. dan aku suka dengan sifat 'apa adanya' dia. tapi aku masih belum mau menyimpulkan apa-apa, aku bersikeras bahwa itu hanya perasaan tertarik dan gak akan pernah lebih dari itu.
banyak banget yang kita obrolin waktu itu. salah satunya dia cerita tentang pandangan pertama dia ke aku, waktu acara seminar nasional yang diadain sama bisnis angkatan 2013 di aula rektorat, september tahun 2014, dan jelas sasaran kami adalah para maba (waktu dia maba). di acara itu lah dia pertama liat aku, dan katanya langsung suka. lucu. terus dia cari tahu tentang aku, stalking sosmedku. ada temen sekelasnya yang pernah satu kelas sama aku di smp, dia sedikit cari info dari temenku itu. setiap aku lewat katanya dia terpana mengagumi. hahahahaha aku jadi sok kecantikan, maafin. tapi waktu itu dia juga menilai dari sisi lain, kalo rizqa itu sombong, soalnya balas chat dia super singkat, dan denger dari cerita orang juga, terus kalo jalan ngadep depan gak tengok kiri-kanan untuk senyum atau menyapa (aku klarifikasi ya, dek waluyo, sebenarnya itu bukan sombong atau gimana, cuma akunya yang gak liat karena gak pake kacamata. untuk menghindari terpampangnya ekspresi keblo'onan aku, aku memilih untuk berjalan lurus konsisten menghadap ke depan atau nunduk. dan soal balas chat yang singkat, seperti itu lah rizqa terhadap laki-laki yang belum masuk ke daftar pertemanannya). terus dia lihat dari sisi yang lain lagi, katanya rizqa itu sederhana, santai, kalem, dewasa, gak neko-neko, dan khas pake motor bebek yamaha ke kampus. gara-gara aku pakai motor bebek dia bilang di situ ada daya tariknya hahahahaha terserah kamulah, dek. kenyataannya yang dia tau sekarang aku di luar dari ekspektasi dia saat pandangan pertama itu, yang sebenarnya aku ribet, hungang, bebungulan, keramian, gaje, kadang bisa jadi sangat kekanak-kanakan dan manja, jauh dari anggun, ya gitu lah. terus aku ingat ini juga dia cerita, waktu aku sama grace jaga lembisma, dia kan ketua angkatan 2014, terus katanya mau ngambil sertifikat. aku udah lupa muka dia kayak gimana, yang jelas gundul dan belum berewokan, jelek hahahahaha. aku sama grace sempat bercandain dia waktu itu karena merasa kami akhirnya punya adek tingkat di kampus, cuma aku belum tau kalo dia waluyo, dan ternyata dia yang kami permainkan tadi waluyo.
pokoknya momen ngobrol di kafe itu adalah permulaan dari cerita-cerita yang akan kami lanjutkan di kesempatan ngobrol selanjutnya, semacam strategi tanpa ada rancangan dan tanpa kami sadari strategi itu ada supaya masing-masing dari kami merasa penasaran akan kelanjutan ceritanya dan menganggap kesempatan bersama kami itu berharga. (maksudnya gak sempat menghabiskan semua cerita karena waktu yang terbatas, kemudian akan perjelas di kesempatan ngobrol selajutnya, dan akan terus berlanjut dengan cara seperti itu).
cerita-cerita itu adalah tentang perasaan dia ke aku, penilaian-penilaian dan dugaan-dugaan sementara dia terhadap aku yang mungkin akan berubah dengan sendirinya seiring berjalannya waktu, tentang kehidupan kami sejak kami dilahirkan dan bagaimana keadaan keluarga kami masing-masing, tentang planning kami untuk masa depan kami masing-masing, juga bagaimana cara kami memandang cinta, bagaimana kisah cinta kami sejak pertama kami mengenal cinta. semua yang berkaitan dengan cinta, perasaan, hubungan, dan lain sebagainya. tentunya cerita tentang dia sama mantannya, aku sama mantanku, bagaimana itu berawal, bagaimana ketika kami menjalaninya, dan bagaimana itu berakhir.
dan sampai hari ini, akhirnya kami saling tau cerita detailnya satu sama lain. cerita yang kami cicil sejak awal tahun 2016 sampai hari ini, yang sudah memasuki akhir 2016. sekarang aku sudah benar-benar tahu siapa dia, dia pun benar-benar tahu siapa aku, sampai ke titik terburuk kami, kami sudah saling tahu satu sama lain..

sebenarnya kalo harus cerita soal proses kedekatan kami selama menggarap nocturnal itu gak cukup di satu postingan ini. tapi aku pengen banget ceritanya itu detail dan rapi. ya udahlah kita lanjutin.. semoga ceritanya bisa benar-benar tersusun dan mudah dipahami ya..
yang jelas waktu itu kami terus menjalin kedekatan, dengan catatan ini hanya akan berlangsung selama penggarapan nocturnal yaitu sampai nanti bulan mei (karena nocturnal itu acaranya tanggal 9 mei), setelah itu kami balik dengan jalan hidup masing-masing. gak akan pernah terjadi sesuatu yang lebih di antara kami, setidaknya itu lah perjanjian kami di awal. aku benar-benar merasa seimbang karena dia pun gak mengharapkan hubungan yang lebih itu, dia sangat menghindari itu. its all fun and games 'till somebody falls in love.
dan semakin ke sini (pada waktu itu) yang aku rasakan emang beda, ini mah udah jauh lebih dari sekedar tertarik seperti yang aku pertahankan di awal, aku benar-benar membuka hatiku buat dia dan itu terjadi tanpa aku sadari, literally aku gak sadar kalo aku udah segitunya sama dia. setiap kali aku liat dia kebingungan seperti sedang dibebani suatu hal, yang aku pengen adalah duduk di sampingnya dan menenangkannya, menjadi penyeimbangnya, sampai dia merasa tenang dan merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja. dan aku selalu nanya sama diriku sendiri "perasaan jenis apa sih ini?". lagu yang pas buat menggambarkan perasaan aku waktu itu adalah lagunya Yuna ft. Usher yang judulnya Crush,
i feel a little rush, i think i've got a little crush on you
i hope it's not too much
but boy when im with you i hear it my heart singing la la la la la la la la la~
hahahaha ternyata lagu ini masih terlalu sederhana, aku sudah lebih dari sekedar "got a little crush".
seperti yang pernah aku ceritain secara singkat di beberapa postingan yang lalu, hampir setiap hari kami bareng untuk mengurus segala sesuatunya. sebenarnya dia bisa ngurus sama yang lain, aku juga bisa ngurus sama yang lain, tapi kami pengennya berdua (ini gimana sih hahaha). kami memanfaatkan jabatan dia sebagai ketua pelaksana dan aku adalah sekretarisnya supaya temen-temen gak mikir yang gimana banget walaupun sebenarnya gak perlu ditutup-tutupin. kami terlanjur merasakan bahagia dan berbunga-bunga setiap melalui apapun itu berdua, lelahnya gak berasa, penatnya jadi berkurang. kami manfaatkan perasaan ini agar siap menghadapi apa pun yang akan terjadi nanti saat berlangsungnya acara yang mau kami jalankan ini. 
ada banyak faktor yang menyebabkan perasaan ini aku biarkan semakin dalam. salah satunya adalah cara dia memperlakukan aku. hal-hal kecil yang penuh arti buat aku. contohnya, pernah waktu itu kami ngurus proposal ke djarum yang lokasinya di a.yani kilometer berapa aku lupa, yang jelas pulang dari djarum itu kami mampir di es nyiur jahe mama icha karena kehausan. nah di perjalanan itu dia panik aku gak pake kaos kaki, karena biasa liat aku ribet sama kaos kaki dan kaos tangan dan masker untuk kelengkapan melindungi diri dari sinar matahari. terus setiap kali aku pulang malam ntah itu setelah rapat atau ngerjain ini itu atau jualan tiket, dia selalu ngiringin aku pulang sampai depan rumah, padahal itu baru jam 10 malam dan aku juga udah biasa pulang malam sendirian di jam segitu, "sekarang kan ada orang yang mengkawatirkan km selain abah mama km, jadi aku iringi lah bulik, jangan ngeyel, rizqa." terlihat sepele sih tapi aku senang diperlakukan seperti itu. terus aku juga suka luluh sama cara dia ngomong ke aku (pas lagi berduaan), ntah karena pembawaannya sebagai orang jawa, pokoknya ngomongnya lembut banget, nenangin banget, "bukan gitu maksudnya, sayang, coba dengerin dulu." itu kalo o'onku kumat.
pernah kan aku nulis postingan yang judulnya "announcement", dan itu bulan maret. aku menyatakan ada seseorang yang akhirnya aku akui, aku akui bahwa dia benar-benar masuk dalam kehidupanku, aku seperti berfirasat bahwa dia bukan hanya sekedar singgah, tapi dia akan menetap. you came into my life and i thought "hey, you know this could be something" ~
kemudian memasuki bulan april. aku semakin gak bisa kontrol perasaan aku, aku jadi khawatiran dan gak mau jauh-jauh dari dia. perhatian yang aku kasih udah melewati batas, batas yang seharusnya kami jaga bahwa kami hanya sekedar teman dekat karena satu program kerja dan kami hanya sebatas harus saling mendukung satu sama lain. aku MASIH juga belum berani memastikan perasaan apa sih yang aku rasain ke dia ini? aku jatuh cinta sungguhan? aku masih saja menolak perasaan itu. jatuh cinta boleh, tapi dikontrol, dilawan, jangan dibiarkan, agar tidak tercipta hubungan yang lebih dari ini. prinsipku waktu itu adalah "jangan sampai memberi perasaan lebih apalagi mencintai kepada laki-laki, kecuali dia mau menikahiku dan aku bersedia dinikahi olehnya." aku bersedia dinikahi olehnya. tapi kenyataannya perasaan itu gak bisa aku hindari. dan aku tetap berharap ini cuma perasaan sesaat, aku harap yang aku rasakan ini sama seperti yang pernah aku lalui sebelumnya dengan laki-laki lain sebelum dia. sampai akhirnya ada temenku yang bilang,
"ada hubungan apa dah sampai hari ini lawan waluyo? aku melihat beda pang sudah dari ikamnya, km sayang kah?"
"sayang?", "ya Allah kada laaaah.."
"kada usah ditutupi, kelihatan ja."
dalam hatiku, aku bilang iya, aku sayang.
dan pada akhirnya aku harus menerima bahwa ini bukan perasaan sesaat, ini bukan perasaan abal-abal yang biasa aku rasain setiap aku mencoba membuka hati untuk laki-laki. kali ini aku benar-benar terjebak dalam sebuah cerita cinta yang baru, dengan harapan baru.
...
sampai akhirnya hari H nocturnal tiba, setelah acara selesai dan evaluasi selesai, tersisa kami bedua di ruang panitia di gedung susu itu, yang lain udah pada pulang dan cari makan. kami merasa benar-benar kosong, hampa, "sudah kah acara kita tadi, riz?", "bujuran sudah kah? kenapa kaya kada berasa apa-apa lah?".
...
kayaknya ini aja cerita di bagian kedua ini. sebenarnya banyaaaaak banget momen kami sebelum acara itu, dan maunya aku ceritain semua, tapi aku capek ngetiknya dan hasilnya bakal dua kali lipat panjangnya dari postingan ini hahahaha.
yang jelas sampai hari H itu kami udah sedekat orang yang berstatus pacaran, tapi setiap ada yang nanya kami jawab kami cuma temen dekat. aku sih kasih label sahabat. oke, sahabat. dan waktu itu kami udah sama-sama tau sejauh mana perasaan kami satu sama lain. pas dia ulang tahun, tanggal 6 mei, aku mengakui aku menaruh rasa ke dia yang aku gak bisa deskripsikan perasaan apa itu dan sudah sedalam apa, aku cuma bilang intinya, kalo aku sayang. kenapa aku bilang aku gak bisa deskripsikan? karena aku masih ragu ini rasa sayang yang sesaat atau rasa sayang yang bener-bener sayang. dan tentunya kami selalu menekankan dan saling mengingatkan untuk jangan sampai rasa sayang itu naik level lagi jadi cinta. kami gak pengen itu terjadi. karena kami berada dalam waktu dan keadaan belum tepat untuk saling mencintai. waktu itu sih.
dan kenyataannya sekarang?


bersambung...

Comments

Post a Comment

Popular Posts