Semoga Betah Bacanya (Part 3)

"riz, seandainya ketuplaknya lain aku, misal bima atau sameh, km bakal memperlakukan mereka seperti apa yang km lakukan terhadapku lah? atau misal, sekretarisku lain km, hubungan ini bakal terjadi lah?"
"dari sekian pilihan, kenapa aku? apa yang ada di dalam diriku? rasa nyaman? rasa nyaman bisa km bangun dan km dapatkan jua dari lakian lain kalo km mau. km merasa senang? lakian lain bisa aja jua meolah km senang. rasuk? aku lihat km gampang aja rasuk lawan orang."
"aku kada ganteng, aku hirang, kawanan km ganteng dan keren, aku katro, wong deso, kenapa tu nah?" (i know.. i know.. i see.. hahahahaha)
"riz, kenapa mesti waluyo?"
i have no answer, i have no reason. cukup pahami kalimat ini: "ikam waluyo."
"iya, kenapa dengan waluyo?"
jawabanku ya cuma itu, "karena ikam waluyo."
"kenapa waluyo?"
"ya karena waluyo."
"kenapa, riz, kenapa waluyo?"
"karena itu ikam."
"kenapa aku?"
MAUK.
aku punya jawaban kedua, tapi pake mungkin, "mungkin, karena Allah sudah berkehendak."
...
di postingan ini aku akan cerita tentang proses kedekatan kami selama setelah acara nocturnal sampai sekarang.
...
prediksi dan rencana awal yang kami buat meleset. kami kira setelah acara kelar, kami kembali dengan kehidupan seperti sebelum adanya kedekatan ini. kembali menjadi teman biasa, teman satu organisasi, aku kakak tingkat, dia adek tingkat. tapi... mungkin sudah jalannya untuk kami di tahun 2016 tadi, tertimpa masalah organisasi yang besar, dan itu membuat aku sama dia tetap saling bergantung satu sama lain. hal yang saling kami keluhkan cakupannya semakin meluas, kami jadi semakin intens. aku mulai merasakan itu waktu dia pulkam minggu tenang, kita mulai memakai cara baru yaitu dengan telponan karena merasa ribet harus bahas di chat.
emang sih kalo jalan/keluar kami gak pernah yang benar-benar berdua, selalu rame-rame, karena aku sama dia satu komplotan (yang kami kasih nama "bah ley", terdiri dari rizqa grace ayya waluyo sameh mada tiar bebenk eza zalinaum iqbalgendut upe awang), tapi yang jemput dia, otomatis... ya gitu.
dan di minggu awal bulan ramadhan, pernah aku ceritain kan, kami jualan dengan jasa delivery, dan jelas untuk delivery aku sama dia sepasang. dan itu bulan puasa. puasa woy puasa. nahan haus, nahan lapar, terus hasil jualannya bukan buat pribadi, alhamdulillah kalo yang order banyak, di dapur iya, nganter pesanan iya, nganternya jauh-jauh, gak sempat buka puasa di rumah, pulang ke rumah diomelin, tarawih ketinggalan, terus telepon dia lagi ngeluh-ngeluh cerita kalo tadi diomelin sama orang rumah, ngeluh "aku uyuh.", ngeluh "yang lain tu pang beapa?". hahahahaha kalo ingat itu jadi sedih sekaligus bangga.
terus yang aku lupa, ada momen di mana kami benar-benar lamaaaa gak ketemu, karena dia pulang kampung dan liburan semester. dari dua minggu terakhir bulan ramadhan, sampai setelah aku di minggu-minggu terakhir magang, kami gak ketemu. sekitar dua bulan lebih. dan lucunya kami tetap menjaga komunikasi, saling kasih kabar dan saling ingin tahu kegiatan masing-masing, di luar dari masalah organisasi. kok bisa ya? itu sih yang masih bikin aku bingung. padahal kan sebenarnya kami gak perlu yang begitu-begitu. karena kami masih belum mau mengakui "hubungan" ini. dan gak mau hubungan ini dibilang kelewatan kalo cuma disebut sebagai persahabatan, walaupun sebenarnya emang udah sama-sama punya rasa yang dalam.
dannnnn hampir tiap malam (gak tiap malam juga sih, ya pokoknya hampir) kami telponan. lebay banget, bayangin, start dari jam 08.00 sampai jam lewat tengah malam, pernah paling malam itu jam dua, pokoknya durasinya kurang lebih empat jam, banyak lebihnya sih. APA YANG DIOMONGIN WOY?! heran.
oh iya aku ingat, selama dua bulan dia pulkam itu pernah satu kali dia balik ke banjarmasin karena permasalahan organisasi tadi, terus cuma dua hari, dan dia menyempatkan untuk meluangkan sedikit waktunya buat aku. oke kami alay. berarti sebelum itu kami udah pernah keluar berdua, tapi aku lupa, benar-benar lupa, lupa dan gak sadar, kapan kami memulai hubungan ini dan kenapa hubungan ini bisa sejauh ini hahahahaha..
terus selama aku magang, dia gak ada di sampingku, tapi aku merasa dekat. bahasa alaynya gitu. oke aku alay, memang alay, aku juga jijik, tapi aku harus mengakuinya. karena setiap aku butuh dia, aku dengan leluasanya telpon dia, dan dia selalu ada buat aku, tempat aku menceritakan segala hal, apa yang terjadi, dan apa yang menimpa aku, my human diary hehehe, dan dia pun seperti itu (kayaknya ini bakal jadi postingan yang banyak mengandung kalimat-kalimat menjijikkan melebihi postingan yang lain). waktu aku magang setiap gak ada kerjaan terus gak ada orang di ruangan selain aku, aku selalu telpon dia cuma buat bilang kangen dan cepat pulang ke banjarmasin. aku gak pernah seagresif/seberani ini untuk telepon-telepon atau ngehubungin cowok duluan. tapi yang aku rasakan sama dia, selama aku menjalani hubungan ini, kami merasa gak ada batasan gender antara aku sebagai perempuan dan dia sebagai laki-laki. gak ada istilah dalam hubungan kami karena aku cewek aku gengsi ngehubungin duluan, terus karena dia cowok dia harus hubungin aku duluan dan aku harus nunggu-nunggu kalo dia gak ngehubungin. atau, karena aku cewek, aku gak boleh bilang kangen duluan, harus dia yang lebih dulu ngaku baru aku bisa ngaku. kami gak dibatasi oleh hal itu.
kami sangat-sangat saling terbuka satu sama lain. bahkan kalo aku mau jalan sama cowok lain atau diajak jalan, aku bilang sama dia, aku cerita sama dia, diskusi sama dia, si cowok ini begini begini begini, bagusnya aku terima ajakannya apa nggak usah? bagusnya aku coba apa nggak? (karena tadi kami masih saja belum mau mengakui hubungan ini) padahal kenyataannya aku gak mau yang coba-coba, tapi waktu itu aku ngerasa kayak udah saatnya mencoba cinta yang baru, tapi bukan sama waluyo. terus aku kayak minta restu gitu "boleh lah aku jalan sama ini?", dan dia gak ngelarang, padahal aku merasakan kecemburuan itu, yang menurutku sebenarnya dia punya hak untuk ngelarang walaupun gak ada kejelasan hubungan di antara kami. dan jujur, setelah aku melewati hanya beberapa jam bersama laki-laki lain tersebut, aku sadar gak ada yang bisa menandingi dia, apalagi berhasil merebut tempatnya di hatiku. yang aku rasakan cuma resah, resah, mau pulang, mau pulang, gak nyaman, aku kepikiran dia terus, dan aku tersadar gimana kalo posisinya dibalik, i feel the pain hahahahaha. sampai selanjutnya di kejadian yang sama akhirnya dia berani ngelarang, dan aku malah bersedia dengan senang hati dilarang sama dia.
terus giliran dia, pernah dia cerita tentang seorang cewek, katanya dia mau mencoba berteman sama cewek itu, bahasa lainnya tertarik, naksir gitu lah. aku akui dia muslimah sholehah, tertutup, sederhana, cantik, dan santun, juga diakui oleh fisip unlam. dan tanpa rasa heran aku mengakui sejujurnya aku jengkel. jengkel tadi adalah kalimat lain dari cemburu, karena menyebutkan aku cemburu di sini itu menjijikkan yang gak bisa aku toleransi. dan ketika dia mau mencoba memulai hubungan pertemanan tadi dia tetap mempertimbangkan perasaan dia terhadap aku, dia bingung karena dari rizqa sendiri gak ada kepastian dan kejelasan, gak mau jauh dari waluyo tapi malah berani ngasih kesempatan buat laki-laki lain. egois dan kurang ajar memang rizqa ini. tapi sekalipun akhirnya dia beneran nyoba deketin perempuan tadi, aku yakin gak bakal direspon, udah banyak kali yang ngajak perempuan tadi ta'arufan, kamu punya bekal apa buat ta'aruf? hahahahaha..
(untuk cerita yang aku paparkan di atas itu masih sampai di bulan agustus ya, karena yang aku ingat setelah itu pas selama aku magang dan mulai jualan aku benar-benar kembali menutup diri dari laki-laki lain, dengan penuh keyakinan dan dengan perasaan bahagia aku memutuskan untuk menjalani hubungan aneh ini, sama dia)
ngomong-ngomong soal kejelasan. kami gak pernah saling menuntut kejelasan itu secara langsung. sampai hari ini, gak pernah ada momen peresmian yang terjadi kayak "wahai rizqa, maukah kamu menjadi kekasihku?". dan aku yang sudah dengan jelas merasakan kasih sayang yang dia beri juga gak pernah menuntut dia untuk melakukan hal semacam tadi. kami merasa itu gak perlu. setiap kami ditimpa kebingungan sama hubungan ini pun solusi terbaik kami adalah "dijalani ai..".
oh iya balik lagi ke cerita tidak bertemunya kami selama sekitar lebih dari dua bulan. kami akhirnya kembali bertatap mata waktu rapat p2b, dia kembali dengan warna kulitnya yang semakin gosong padahal aslinya dia udah item. dan aku gak pernah sedikitpun mempermasalahkan kekurangan di fisiknya yang dia punya. seberapa gelap kulitnya, seberapa lebih tua mukanya dari usianya, seberapa banyak bekas luka berdarah masa kecil yang dia punya, dan gaya berpakaiannya yang masih terbawa suasana pedesaan(?). terkecuali brewoknya kalo sudah terlalu panjang. dia selalu menjadi waluyo yang manis di mataku, dan jujur aku gak pernah bosan untuk memandangi. hahahahahahaha jijik sumpah! astaghfirullah.
terus waktu itu dia ikut konfernas selama satu minggu, gak lama setelah itu dia kerja selama 15 hari di luar banjarmasin, dan membuat kami gak punya banyak waktu untuk dihabiskan berdua. padahal kalo dia gak kemana-mana hampir setiap hari kami punya kesempatan bertemu. jadi solusinya setiap kami gak bisa ketemu dalam jangka waktu yang kami anggap lama kemudian kami dengan wajarnya merasakan yang namanya rindu, kami obati dengan cara telponan berjam-jam tanpa munculnya rasa bosan pengen menyudahi, sama sekali. alay kan? yang alay itu kalo video call terus capek vidcall gitu kami pindah ke telepon, sampai akhirnya ketiduran, dasar bocah alay kayak baru pertama ngerasain pacaran aja hahahahaha..
hubungan ini udah keterlaluan kalo dibilang sekedar ada kedekatan, hubungan ini juga gak pantes dikasih nama friendzone, dan pacaran adalah sebutan yang paling tepat. walaupun secara status kami gak jelas, aku jomblo, dia jomblo. tapi hati nurani dan logika serta lingkungan mengatakan kami adalah pasangan, yang entah sejak kapan kami mulai pantas untuk disebut pasangan.
hari terus berjalan sampai pada akhir tahun, kami benar-benar sudah berani mengakui hubungan ini, bukan cuma di antara kami berdua, tapi siapapun yang melihat kami, maka kami adalah pasangan. pasangan yang apabila kita lihat dari luar memang banyak sekali perbedaan di antara mereka. terutama warna kulit yang kontras hahahaha, juga suku, yang satu acil banjar, yang satu pa' le from bojonegoro. di antara kami pun sudah saling mengeluarkan kalimat "km punyaku lah..", disertai perintah dan larangan sewajarnya pasangan karena sudah merasa punya hak kepemilikan. kami sudah bikin beberapa peraturan dan perjanjian, dan kami sudah tahu hubungan ini mau dibawa ke mana.
...
bersama dengan postingan ini, aku mau ngucapin selamat karena sudah terpilih jadi ketua umum himabi. dari awal sebelum dia benar-benar masuk di himabi udah terlihat dia punya pengaruh yang bagus untuk organisasi ini, terutama karena jiwa kepemimpinan dan sifat ambisiusnya, untuk perubahan yang lebih baik.
satu lagi yang mau aku akui, perasaan ini sudah sangat jelas menempati kedudukan tertinggi yang dinamakan cinta. akhirnya... kami saling merasakan hal itu. meskipun pada awalnya banyak di luar sana yang menganggap remeh perasaan ini, hubungan ini. dan perlu diketahui aku sudah menaruh harapan yang besar terhadap waluyo, bisa membawa aku ke hubungan yang lebih pasti lagi. kenapa aku berani berharap? karena dia berhasil bikin aku yakin, akan kepastian masa depan, aku yakin dan kita bisa melihat dia bukan orang yang gak punya masa depan. dan aku akan dengan sabar menunggu saat itu tiba, saat di mana aku benar-benar merasakan pembuktian dari 'cinta' tersebut.

baiklah.. cerita season 1 selesai.
mari kita tunggu apa yang akan terjadi dengan hubungan ini selanjutnya, hubungan yang kami jalani sebagai sepasang kekasih hahahaha..

Comments

Popular Posts