Fyuh..

jadi malam ini aku mau cerita yang kayaknya bakal random gitu, yah mending di sini lah ya daripada aku spam di twitter terus setelah besok pagi aku baca lagi tweet-tweet yang udah aku spam aku jadi jijik terus aku hapus-hapusin tweet-tweetnya.
pertama aku mau cerita tentang proposal skripsi aku. aku udah ngajuin judul proposal MPA aku kemaren kan, nah dosen pembimbing aku tuh pak Uut, beliau ini indescribeable lah pokoknya, kita ngomong setiap konsul udah kayak paman sama keponakan. jadi hasil konsul pertama aku adalah "kumpul ja dulu proposal MPA nyawa semalam.", oke udah aku kumpul nih proposal MPA. terus konsul ke dua, beliau liat kok kayak sepi banget ya judulnya, cuma dua variabel. terus beliau tertuju ke dimensinya variabel X aku yaitu store atmosphere. nah si store atmosphere ini terbagi menjadi empat elemen, nah si elemen itu lah yang diminta beliau untuk diteliti pengaruhnya terhadap  keputusan pembelian (variabel Y). udah tuh, aku kerjain lah sesuai apa yang beliau mau. konsul ke tiga aku kasih lagi hasil revisinya, ternyata beliau belum puas. di pikiran beliau aku kayak masih terlalu mudah untuk hanya menyelesaikan empat elemen ini untuk diuji ke variabel Y-nya karena udah banyak penelitian sebelumnya yang meneliti ke-empat elemen store atmosphere ini terhadap keputusan pembelian. eeeee... beliau minta tambah lagi variabel moderasi atau mediasi, kemudian menghijaulah ubun-ubun rizqa, perut mual, dan membuat akal tidak berfungsi dengan baik sehingga keluarlah kalimat payah "pak.. ulun kada sanggup, ulun kada terlalu pintar, ini terlalu sulit untuk orang seperti ulun, pak.." sambil merengek. dikira kalimat tersebut bakal bikin beliau kasian, ternyata beliau semakin terpancing untuk memintarkan rizqa. ku sedih.
"tambahi variabel moderasi apa kah minat beli bagus tu, atau word of mouth."
"jadi kaya apa itu pak berarti ada variabel Z pulang lah?"
"iih, nyaman ja tuh nda melajari kena. mun handak moderasi atau mediasi."
"jangan pak, baik tambahi X nya ja lagi nah sebuting pak, harga kah pak."
"jangan, ngalih nyawa itu, umpati nda ja."
*kemudian kami browsing jurnal bersama*
"ayuja dah gawi ja dulu."
"gawi yang mana nih pak?" masih sambil merengek.
"gawi yang mana nyawa handak ja, yang perasa nyawa nyaman."
"tambahi yang X nya ja gin pak lah, soalnya ulun kesulitan pak amun ada Z pulang."
"...."
dengan segala keyakinan aku milih untuk hanya ada X dan Y, karena Z adalah orang ke tiga, dan dalam sebuah hubungan yang memiliki pengaruh baiknya hanya ada dua pihak, jangan sampai ada pihak ke tiga, dia perusak. APASIH?
dan sekarang aku sedang dalam penggarapan BAB 3, aku masih stuck di DOV.
grace udah di-acc, dia seminar tanggal 10 desember. ibab memang sahabatku ini.
jangan malas dan jangan menunda
terus malam ini aku skip dulu ngerjain skripsi, aku ditekannnn karena belum bikin LPJ Nocturnal, jadi ini barusan aku bikin lpj kan, nah, teringatlah kembali masa-masa kami dulu, masa kegilaan kami di tahun 2016 yang bikin tahun ini jadi berwarna dan beda.
banyak banget malam ini aku nemuin kertas-kertas coretan yang isinya konsep, kepanitiaan, strategi-strategi, teknis-teknis, dan lain sebagainya. dan yang kami sesali adalah, kami bodoh, selama penggarapan acara nocturnal kemaren kami adalah manusia-manusia bodoh yang bodoh(?) segala tindakan yang kami ambil adalah suatu kebodohan. ya gitu lah. kami udah kayak "a nightmare dressed like a daydream" ha..
wishlist :(
dan masa itu lah di mana aku sadar bahwa sebenarnya waluyo sebagai laki-laki gak pernah benar-benar mencoba mendekati perempuan bernama rizqa walaupun sejak pandangan pertama (katanya) dia sudah menyimpan rasa suka. kami hanya didekatkan. berdekatan dengan sendirinya. alasan dia males deketin karena tau diri, "aku ni gak ganteng lo riz, aku ni masih miskin, aku ni belum jadi apa-apa, jadi aku belum boleh mencintai binian, kena aja pas aku sudah siap dan merasa pantas.", kalimat ini lah yang memicu detak jantung rizqa berdebar lebih cepat dari biasanya hahahahahaha, dia bilang itu pun aku tau bukan buat cari muka, emang apa adanya dia. tapi kenyataannya perasaan itu gak bisa ditahan loh. ya gitu lah.. jadi selama tiga bulan aktif menggarap nocturnal, hampir setiap hari kami bareng, kemana-mana berdua, ngurus ini itu, boncengan, ngobrol, kalo di tengah perjalanan kami lapar kami makan, kalo haus kami minum. ngobrol, ngobrol, ngobrol, curhat, curhat, curhat, ngeluh bareng, ngeluh bareng, ngeluh bareng, saling tau satu sama lain, bercanda, kasih perhatian, tumbuhlah benih. E'EQ! dan sampai sekarang ternyata masalah organisasi kami yang belum berakhir membuat kami tidak terpisahkan, dan kami sudah saling bergantung satu sama lain. sebagai tanda bahwa setelah lepas dari organisasi ini pun kami akan tetap menjalani hubungan ini. hubungan yang aneh.
*menjelang hari H nocturnal*
"riz, kita ni masih akrab kaya ini lah setelah acara nih?"
bersambung...

semangat skripsinya rizqa, kalo bisa akhir desember seminar ya. hmm..
bye.

Comments

Popular Posts