Usia 24 Tahun
mengutip salah satu kutipan dari buku yang cukup viral dan sering direpost warga instagram :
akhirnnya makin ke sini, makin memilah.
milih, kemana energi dan pikiran saya mau dibagi.
milih, di keseharian siapa yang bawa efek baik, mana yang cuma bawa stress.
milih, pekerjaan apa yang berdampak baik dan bisa maksimalin bakat yang udah dititipin pencipta untuk saya.
milih, kapan harus bersuara, kapan harus diem aja.
belajar terima, gak semua hal yang menurut saya bener pasti bener untuk orang lain.
dan terakhir, gak semua hal harus ada jawabannya sekarang.
terima kasih sudah tumbuh dewasa menjadi Rizqa yang seperti sekarang ini, kukira aku cukup baik dalam bergaul dan menjadi teman untuk seseorang, karena aku merasa begitu disayangi. kekuranganku mungkin aku sulit untuk diajak keluar (aku bukan sok sibuk, hanya saja waktuku begitu padat, dan ketika ada waktu luang aku memilih untuk tidur-tiduran karena akulah si kaum rebahan), rizqa si balas chat lama dan beralasan "maaf sanak chat km tenggelam oleh karena grup.", tidak ekspresif dalam menunjukkan bahwa aku sangat menyayangi kalian, nomor satu dalam hal "behapakan" (aku gak tau bahasa indonesianya) dan mungkin sedikit banyaknya menyakiti hati kalian. aku sangat bahagia Allah menganugerahi orang-orang dekat yang baik dan "gila"nya satu frekuensi.
usia 24 tahun? aku benar-benar sudah dewasa. bisa dilihat dari lingkungan sekitarku, lingkup pertemananku, sudah banyak (sekali) yang menikah dan beranak satu, dan aku sedikit menjadi saksi kehidupan berumahtangga mereka sekaligus mengambil beberapa yang bisa dijadikan pembelajaran untuk aku nanti membina rumah tangga. "Rizqa kapan menikah?" kujawab aku ingin menikah di usia 25 dan maksimal di usia 26, belum ada bayangan di usia 24 ini akan menikah, mengingat aku dalam keadaan sedang menjalani kesepakatan dengan mas Waluyo, tahun ini sepertinya tidak mungkin, tidak tau tahun depan, mungkin tahun depannya lagi. aku sudah memilih dan memutuskan aku ingin dengan mas Waluyo saja, tidak laki-laki lain, aku sudah menemukan semua di dalam dirinya, dialah tipikal laki-laki yang selama ini aku cari dan aku idam-idamkan dulu (walaupun mungkin di mata orang-orang luar dia agak aneh), dan sepertinya dialah orangnya yang bisa untuk aku habiskan waktu bersama sampai maut memisahkan, sepertinya dialah orang yang tidak akan meninggalkanku, semoga, aamiin. aku akan merubah keputusanku jika dia selingkuh, atau seks bebas, atau kehilangan semangat untuk meraih impian-impiannya yang salah satunya adalah menikahiku.
di usia 24 ini pun aku membuat beberapa rencana perubahan. beberapa adalah aib maka dari itu tidak aku tuliskan di sini. mungkin yang mau kukasih tau salah satunya saja yaitu sistem bekerja di kantor, aku mau merubah ritmenya supaya aku bisa pulang cepat. aku capek pulang malam. di usia ini aku juga benar-benar diuji skill manajemen waktu dan manajemen keuanganku, karena aku bayar kuliah dengan uang sendiri (singkatnya aku bercita-cita menjadi dosen dan tujuan awal aku bekerja adalah untuk modal kuliah). aku harus sedikit berhemat, ditambah aku dengan sengaja mengambil tabungan berencana untuk simpanan masa depanku, aku juga ambil program cicil emas. ada apa dengan manajemen waktu? tentu saja sekarang ada kesibukan tambahan yaitu kuliah, memang benar kuliah hanya di hari sabtu saja tetapi tidak pernah libur tugas, selalu ada, dan banyak. seru sekali memang di antara waktu yang mepet dan saldo juga mepet tapi tetap bisa hidup bahagia.
kembali lagi di usia ini aku benar-benar mau menjauh dan berani menolak kepada hal-hal negatif yang bisa mengganggu semangat harianku, persis seperti kutipan di atas.
doanya tetap semoga panjang umur, sehat selalu, murah rejeki, segala doa baik di pertambahan usia ini dikabulkan oleh Allah SWT, yang menjadi harapan juga segera dikabulkan, dilancarkan segala urusan, aamiin.
Bagus... Punya sebuah Living Plan memang penting.
ReplyDelete